Keluarga Besar Mahasiswa Peradilan Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengucapkan "SELAMAT & SUKSES ATAS TERSELENGGARANYA MOPA (MASA ORIENTASI KBPA) GINTUNG 21-22 MARET 2015"

Masa Pemerintahan Khulafaur Rasyidin

BAB I
PENDAHULUAN

Wafatnya Rsulullah SAW. dalam usia yang ke 63 tahun telah berimplikasi pada satu kerisis figure kepemimpinan umat Islam pada saat itu. Beliau tidak berwasiat apa-apa dan siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Sebab persoalan yang besar ini diserahkan kepada musyawarah umat Islam. Masa setelah Rasulullah SAW. wafat kita kenal dengan nama masa Khulafaur Rasyidin.
Masa Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh tahun, dimulai sejak tahun 11-41 H./632-661 M. Pada masa ini mereka menjadi sangat istimewa karena mengikuti manhaj Rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang diridhoi oleh Allah untuk hamba-hambanya. Rasulullah bersabda mengenai Khulafaur Rasyidin dalam hadits riwayat Abu Daud, ad-Darimi, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah: “Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelah aku. Gigitlah petunjuk itu dengan graham kalian.”
Pada Masa ini peradaban Islam mencapai puncaknya, maksudnya adalah peradaban manusia yang berakar pada akidah yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang bahagia. Pada masa ini juga terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam, Mesir, dan lain-lain. Diakhir pemerintahan mereka munculah fitnah dan perpecahan yang mengakibatkan terbentuk bebrapa kelompok dan sekte.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
1. Kehidupan Sebelum Menjadi Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq yang nama aslinya Abdullah bin Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim. Beliau diberi gelar atiq dan di beri sebutan Abu Bakar. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Siddiq. Abu Bakar merupakn orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Rasulullah bersabda,”tidak seorangpun yang saya ajak untuk masuk Islam kecuali dia akan selalu tidak suka terhadap apa yang saya lakukan, dan membalas dengan perkataan yang kasar kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya saya tidak pernah mengatakan sesuatu kepada dia akan menerima apa yang saya lakukan dan dia tetap konsisten dengan keyakinannya.” Beliau juga selalu menemani Rasulullah hingga wafat dan menemani Rasulullah di gua pada saat hijrah. Allah berfirman:
“sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada didalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya,’Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’” (QS. at-Taubah: 40)
Abu Bakar dikenal sebaga seorang yang dermawa dan menginfaqkan sebagian besar hartanya dijalan Allah. Dialah yang dimaksud dalam firman Allah:
وسيجنَّبها الأتقى. الّذى بؤتى ما له يتزكّÙ‰.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya.” (QS. al-Lail:17-18)
Sabda Rasulullah: “tidak ada harta yang bermanfaat bagi ku dari harta Abu bakar.”
2. Pembaiatan Abu Bakar Sebagai Khalifah
Rasulullah Wafat, Beliau tidak berwasiat apa-apa tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Karena beliau menyerahkan semuanya kepada musyawarah umat Islam.
Setelah Nabi SAW. wafat berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshar dimadinah untuk bermusyawarah siapa yang akan dibaiat menjadi khalifah. Orang Anshar menghendaki dari kalangan mereka yang menjadi khalifah dan orang muhajirin menghendaki dari kalangan mereka. Terjadilah perdebatan di antara mereka. Ketika itu Abu Bakar berdiri dan berpidato,bahwa soal khalifah merupakan hak bagi kaum Quraisy, bahwa kaum muhajirin telah masuk Islam, mereka lebih lama bersama masa Rasulullah, dalam al-Qur’an selalu didahulukan Muhajirin. Khutbah Abu Bakar ini dikenal dengan Khutbah Hari Tsaqifah, karena setelah itu mereka serta merta menbaiat Abu Bakar.
3. Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Masa pemerintahannya sangatlah singkat, yaitu berkisar 2 tahun 3 bulan. Namun, walaupun berjangka pendek masa pemerintahanya penuh dengan perbuatan-perbuatan yang agung.
Masa awal pemerintahan Abu Bakar diwarnai kekacauan-kekacauan dan pemberontakan seperti suku-suku arab tidak mau lagi tunduk di bawah kepemimpinan pusat di Madinah. Mereka berpendapat kekuasaan Quraisy memimpin Arab telah usai. Mereka enggan mengeluarkan zakat yang mereka pandang hanya sebagai upeti yang harus diberikan kepada Nabi SAW. saja.
Hal-hal yang pernah terjadi masa kekhalifahan beliau adalah ekspansi melawan orang-orang murtad yang kembali kepada kekufurannya dan mengikuti orang-orang yang mengaku nabi palsu, pemberantasan nabi palsu yaitu Musailamah al-Khazab pada perang yamamah kemudian Thulaihah bin Khuwalid, Sajah Thaimiyah seorang perempuan yang kemudian kawin dengan musailamah , Mengumpulkan mushaf al-Qur’an yang merupakan ide dari Umar bin Khatab, serta membebaskan negeri untuk memperluas penyiaran Agama Islam yaitu ke wilayah timur (Persia) yang meliputi Irak, bagian barat syam dan bagian utara jazirah Arab, ke wilayah barat (Romawi), terakhir pertempuran yarmuk yang pada saat itu pasukan mendengar Abu Bakar wafat.
4. Wafatnya Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Tatkala Abu Bakar merasa bahwa kematiannya telah dekat dan sakitnya semakin parah. Dia ingin memberikan kekhalifahan kepada seseorang agar diharapkan tidak terjadi konflik. Maka jatuhlah pilihannya kepada Umar bin Khatab atas persetujuan serta pertimbangan shabat-sahabat senior dan mereka pun mendukungnya. Beberapa hari setelah itu Abu Bakar meninggal, ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H/634 M.
B. Masa Khalifah Umar Bin Khatab (13-23 H/634-644 M)
Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza dia dari Bani Adi bin Ka’ab. Dia adalah pahlawan Quraisy dan salah seorang pemimpinnya yang terkemuka. Dia masuk Islam pada tahun ke 6 dari kenabian dan dengan Islamnya Umar bertambahlah kekuatan Islam.
Umar merupakan salah satu seorang sahabat yang selalu dimintai pertimbangannya oleh Rasulullah, bahkan tidak jarang wahyu yang turun memperkuat pendangannya. Umar bin Khatab saangat teguh dan keras dalam membedakan yang benar dan yang batil, maka dia di beri gelar ”al-Faruq” yang berarti sang pembeda.
1. Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah
Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah merupakan realisasi dari wasiat Abu Bakar. Meskipun Umar mendapat rekomendasi dari Abu Bakar, tetapi Umar tidak secara otomatis mencapai usaha posisi tersebut. Kecuali setelah di gelar musyawarah yang dihadiri oleh sahabat senior yaitu Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Said bin Zaid, Arsyad bin Hudhair, dan sahabat-sahabat lain, baik dari kalngan Muhajirin maupun Anshar.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah pada tahun ke 13 H, tepatnya menurut az-Zuhri pada hari Selasa, 22 Jumadil Akhir 13 H. Umar adalah khalifah yang menamakan dirinya “Amirul Mukminin”, dia adalah orang yang pertama kali menulis penanggalan Islam yang diawali dari hijrahnya Rasulullah. Dia pertama kali mendirikan Baitul Mal, pertamakali menyuruh shalat Tarawih secara berjamaah dibulan Ramadhan, pertama kali mengawasi masyarakat di malam hari, pertama kali emnghukum orang yang menghujat, pertamakali menyiksa peminum khamar dengan 80 deraan, yang pertama kali menjual Budak, yang pertama kali mengumpulkan orang untuk melakukan shalat jenazah, dan yang pertama kali membangun kota-kota besar.


3. Perluasan Daerah Masa Khalifah Umar bin Khattab
Zaman Umar diwarnai dengan ekspansi pembebasan negeri-negeri, perkembangan perkembangan daulat Islam, dan penerapan peraturan-peraturan pemerintahan.
Daerah yang ditaklukan yaitu sebelah barat (negeri-negeri Syam dan Palestina) yaitu, yang ketika Khalifah Umar diangkat menjadi khalifah panglima perang Khalid bin Walid (24.000 orang) tengah berperang melawan pasukan Romawi (200.000 orang) yang dinamakan perang Yarmuk, Yang perang ini melanjutkan perluasan di masa khalifah Abu Bakar. Penaklukan Damaskus, Baitul Maqdis, wilayah Pantai Syam, penaklukan Mesir dan Libya, pada menaklukan Mesir ini terjadi perjanjian damai dan perjanjian ini dilakukan dua kali. antara panglima Amru bin Ash dengan dan gubernur Mukaukis yang pada zaman Khalifah Utsman bin Affan di langgar. Kawasan timur (Persia), Namariq, Jisr, Buwaib, Qhadisyiah, Ashthahar, Nawahand dan berbagai wilayah Persia.
4. Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Umar merasakan ajalnya sudah dekat, ia menunjuk 6 orang sahabat pilhan untuk menggantikannya yaitu mereka yang menjadi dewan syura di zamannya yaitu, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf dan Thalha bin Ubaidillah. Dan apabila suara yang di pilih seimbang semua, maka haruslah di pilih dan disetujui oleh Abdullah bin Ummar.
Khalifah Umar mati syahid akibat rancangan dari musuh islam dari kalangan Yahudi dan Persia yang sangat membencinya. Khalifah meninggal ketika beliau sedang melakukan shalat dengan ditusuk oleh Lu’luah al-Majusi dengan belati beracun. Umar wafat pada bulan Dzulhijjah 23 H/643 M. dan memerintah selama 10 tahun.
C. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Utsman bin Affan bin Ash bin Umayyah bin Abdu Syam termasuk orang yang pertama kali masuk Islam. Dia berasal dari Bani Umayyah dan dari kalangan terpandang ditengah mereka. Utsman merupakan seorang yang dermawan, murah hati dan termasuk orang yang paling kaya di masa pra Islam dan setelah ia Islam.
Ia pernah menjadi sekretaris Rsulullah SAW. menuliskan wahyu dan zaman Abu Bakar ia menjadi penasehat Khalifah. Utsman terkenal dengan kejujuran dan kesalehannya dalam agama. Dia menafkahkan sebagaian besar hartanya untuk memajukan Islam. Dia disayangi Rasulullah sampai dia dikawinkan dengan dua puteri Rasulullah, Ruqoyah dan Ummu Kultsum. Oleh karena itu diberi gelar Dzun-Nurain, yang artinya memiliki dua arti yaitu mempunyai dua cahaya, dan pernah hijrah dua kali ke Habsyah dan Madinah .
1. Pembai’atan Utsman bin Affan sebagai Khalifah
Seperti halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui proses pemilihan, bedanya Umar dipilih atas petunjuk langsung sedangkan Utsman diangkat melalui badan syuro yang dibentuk oleh Umar ketika dia sakit keras menjelang akhir hayatnya. Dengan perintah memilih salah satu dari mereka untuk diangkat menjadi khalifah setelah dia wafat. Dan terpilihlah Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar bin Khattab pada penghujung bulan Dzulhijjah 23 H dan diresmikan pada awal Muharram 24 H/644 M.
2. Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Utsman menduduki jabatan saat negera melebarkan sayapnya dan berkembang pesat. Dia tidak mengadakan perubahan sistem pemerintahan yang telah diberlakukan pendahulunya Umar bin Khattab. Pada tahun pertama kekhalifahannya Khalifah Utsman bin Affan belum mampu mengkonsolidasi pemerintah dan rencana pembangunan. Timbul pemberontakan dari berbagai wilayah Persia dan Romawi yang ditaklukan Islam. Dalam enam tahun pemerintahan mengalami kemajuan yang gemilang tertutama perluasan Islam.
3. Masa Gemilang Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan dipenuhi dengan penaklukan-penaklukan sebagai penyempurna di masa pemerintahan Khalifah Umar. Khalifah Utsman bin Affan membangun armada Islam atas usulan Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang ketika itu menjadi Gubernur Syam. Armada itu di bangun untuk menyerang Byzantium, dengan angkata laut itulah Mu’awiyah menaklukan beberapa negara Asia Kecil dan Pesisir Laut Hitam dan menduduki Pulau Cyprus dan Rhodus. Daerah-daerah strategis dikuasai Islam seperti Mesir dan Romawi yang disana mereka melanggar perjanjian damai yang mereka buat pada zaman Khalifah Umar bin Khattab. Di Mesir pasukan Muslim diinstruksikan masuk ke daerah Afrika Utara dan salah satu pertempuran terpenting yaitu pertempuran “Zatis Sawari” yang dalam peperangan ini tentara Muslim berhasil mengalahkan tentara Romawi.
Karya besar Utsman lainnya yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci al-Qur’an yang dikenal dengan “Mushaf Utsmani”.
4. Akhir Masa Khalifah Utsman bin Affan
Setelah melewati masa gemilang, Khalifah Utsman mengalami pemberontakan dan pembangkangan di dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabi’at khalifah dan kebijaksanaan pemerintahannya. Beberapa jabatan tinggi di zaman Khalifah Utsman bin Affan di angkat dari keluarga dan kerabat dekatnya. Utsman juga terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang Makkah, khususnya kaum Quraisy dari Bani Umayah. Kelemahan dan nepotisme ini telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat.
Api kemarahan sebagian umat Islam kepada khalifah semakin lama semakin menyala. Seorang penghasut dari bangsa Yahudi yang baru masuk Islam, Abdullah bin Saba’ menambah berkobarny api yang telah menyala. Dia mengembara kemana-mana menghasut dan menjelek-jelekan khalifah dan melakukan fitnah atas diri Khalifah Utsman bin Affan sendiri.
Keadaan semakin tidak menentu, fitnah terjadi disana-sini, peluang ini digunakan sebagian kelompok untuk mengepung kediaman Utsman selama 40 hari. Beberapa orang sahabat mengirim putera masing-masing untuk melindungi Khalifah Utsman bin Affan. Mereka kemudian memasuki rumah Utsman dengan cara melompati pagar rumahnya. Mereka membunuh Utsman dengan pedang dan merampok harta Baitul Mal. Maka, wafatlah Khalifah Utsman bin Affan yang terjadi pada bulan Dzulhijjah 35 H/656 M. perlu kiranya dicatat bahwa pembunuh Utsman yang sebenarnya adalah sedikit. Diantanya yang diketahui adalah al-Ghafiqi yang kemudian melarikan diri.
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib termasuk orang yang pertama kali masuk Islam di masa ia masih kanak-kanak dan merupakan sepupu sekaligus menantu Rasulullah yaitu suami dari Fatimah az-Zahra puteri Rasulullah. Setelah terbunuhnya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi Khalifah pemimpin mereka. Para sahabat mendesaknya agar nisa keluar dari kemelut yang menimpa mereka. Dan akhirnya dia mau menerima tampuk kekhalifahan sedangkan dia tidak bernafsu untuk memegangnya.

1. Masa Pemerintahan dan Kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Setelah dibaiat sebagai Khalifah, dia cepat mengambil tindakan yaitu mengeluarkan perintah dan menunjukan ketegasannya:
- Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat Utsman karena tidak layak dan tidak cakap mengurusi masalah umat Islam.
- Mengembalikan lagi tanah-tanah dan hibah yang demikian besar jumlahnya.
Siasat Khalifah Ali bin Abi Thalib diatas membawa umat Islam menuju fase adanya fitnah yang menjadikan umat Islam retak dan terbagi menjadi tiga golongan (partai) yaitu, pertama golongan pendukung Khlaifah sendiri, kedua golongan yang menuntut kematian atas Utsman bin Affan (dikepalai oleh Mu’awiyah bi Abu Sufyan) dan ketiga golongan yang tidak setuju atas keduanya yaitu dipimpin oleh Thalhah, Zubair dan Aisyah.
2. Peperangan yang terjadi pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Terjadinya peperangan pada masa Khalifah Ali ini bukan dalam rangka perluasan daerah melainkan pemberontakan dari dalam negeri sediri, karena banyak yang tidak setuju atas di bai’atnya Ali menjadi Khalifah pengganti Utsman bin Affan. Peperangan itu diantaranya: perang Jamal (perang unta) antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah. Dalam peperangan ini kemenang ada pada khalifah, Thalhah dan Zubair terbunuh dan Aisyah ditawan. Selanjutnya perang Shiffin antara Khalifah dengan Mu’awiyah disinilah terjadi perpecahan dalam golongan Ali yang keluar dari Ali yang di kenal kaum khawarij. Didalam perang ini terjadi sebuah “Tahkim” yang tempatnya di Daumatul Jandal dan dikenal dengan “Tahkim Daumatul Jandal”. Tahkim ini merupakan perjanjian antara kedua belah pihak yang masing-masing mengirim utusan, dari Kahlifah Ali sendiri mengirim Abu Musa al-Asyari dan dari Mu’awiyah mengirim Amru bin Ash.
Dengan siasat yang licin Amru bin Ash dapat mengalahkan Abu Musa yang lurus hati dalam persidangan itu. Dalam Satu riwayat disebutkan hasil dari keputusan perundingan antara Amru dan Abu Musa yaitu Ali dan Mu’awiyah harus diturunkan dari pangkat Khalifah. Keduanya telah setuju dengan keputusan perundingan tersebut. Di hari persidangan di Daumatul Jandal (suatu tempat antara Irak dan Syam) dihadapan beribu-ribu umat Islam, maka Abu Musa dikelabuhi oleh licinnya politik Amru bin Ash. Karena menghormati ketinggian umur dan derajatnya Amru bin Ash meminta kepada Abu Musa untuk terlebih dahulu berdiri diatas mimbar untu menerangkan hasil perundingan. Kemudian Abu Musa dengan ikhlas dan jujur hati naik kemimbar dan berkata “untuk kemaslahatan umat Islam, telah bersepakat untuk memberhentikan Ali dan Mu’awiyah dari jabatan khalifah dan tentang pengangkatan khalifah yang baru diserahkan spenuhnya kepada permusyawaratan umat Islam, saya dari pihak Ali dengan jujur dan ikhlas hati menuruunkan Ali dari jabatan khalifah.” Kemudian naik pula Amru bin Ash lalu menerangkan bahwa ia menerima dan menguatkan pemberhentian Ali dan mengangkat Mu’awiyah sebagi Amirul Mukminin. Karena kepincangan hasil perjanjian tersebut maka terjadilah perang saudara kembali.
3. Terbunuhya Khalifah Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali dibunuh oleh seorang khawarij oleh Abdurrahman bin Muljam, yang pada saat itu bukan hanya Khalifah sendiri, Mu’awiyah dan Amru bin Ash juga akan dibunuh oleh Khawarij tetapi karena mereka sangat berhati-hati menjaga diri mereka, keduanya tidak terbunuh. Ali dibunuh ketika shalat shubuh pada bulan Ramadhan 40 H/661 M. Dia memerintah selama 5 tahun.
Setelah Ali meninggal segera membai’at Hasan bin Ali sebagai Khlaifah, dia berkuasa hanya dalam waktu 6 bulan. Pada masa pemerintahannya dia melihat banyak perselisihan antar sahabat-sahabatnya dan melihat pentingnya persatuan umat.
Maka, dia pun melakukan kesepakatan damai dan menyerahkan pemerintahan kepada Mu’awiyah. Tetapi, Hasan mengajukan beberapa syarat yaitu berjanji tidak akan menyela dan menghinakan nama ayahnya serta keluarganya di mimbar dan menyerahkan kekhalipahan kepada permusyawaratn umat Islam setelah Mu’awiyah, dan Mu’awiyah pun setuju dengan syarat tersebut. Kejadian ini terjadi pada bulan Rabiul Awwal 41 H/661 M di kenal dengan “Aam Jama’ah”.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Masa Khulafaur Rasyidin ini tidak lebih dari 30 tahun. Pada masa ini peradaban Islam mencapai puncak yang sebenarnya. Pada masa itu manusia telah mendapatkan kebahagian, mendapatkankan perlakuan yang adil, persamaan hak, keamanan, rasa tentram dan memperoleh segala kebutuhan asasi mereka.
Namun, diakhir pemerintahan mereka muncul fitnah yang menyebabkan perpecahan diantara kaum muslimin yang telah memecah mereka menjadi beberapa sekte dan golongan.
Saran
Tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu sudikiranya pembaca memberikan/menungkan kritik serta sarannya. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin.


Daftar Peristiwa-peristiwa Penting Masa Khulafaur Rasyidin


PETA PEMBEBASAN NEGERI SAMPAI ZAMAN KHULAFAURRASYIDIN

Gambar di sunting dari buku “Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo . Hlm. 53
Keterangan:
1. Negara Islam Pada Saat Rasulullah SAW Wafat. 10 H/632 M.
2. Negara-negara Kafir yang dikuasai oleh Khalifah Abu Bakar Siddiq. 10-12 H./632-634 M.
3. Negara-negara yang ditaklukan dibawah Khalifah Umar bin Khatab. 12-22 H./634-644 M.
4. Penaklukan dibawah Khalifah Utsman bin Affan. 22-35 H./644-656 M.
5. Byzantium
Arah Yang ditempuh Pasukan


Daftar Pustaka

Al-Ushairy Ahmad. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar.
Madjid Nurcholis. 1997. Kaki Langit Peradaban Islam. Jakarta: Paramadina.
Abdul Karim Khalil. 2003. Syariah, Sejarah Perkelahian Pemaknaan. Yogyakarta: LKIS.
Gholib H. Achmad. 2005. Studi Islam. Jakarta: Faza Media.
Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo.












BAB I
PENDAHULUAN

Wafatnya Rsulullah SAW. dalam usia yang ke 63 tahun telah berimplikasi pada satu kerisis figure kepemimpinan umat Islam pada saat itu. Beliau tidak berwasiat apa-apa dan siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Sebab persoalan yang besar ini diserahkan kepada musyawarah umat Islam. Masa setelah Rasulullah SAW. wafat kita kenal dengan nama masa Khulafaur Rasyidin.
Masa Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh tahun, dimulai sejak tahun 11-41 H./632-661 M. Pada masa ini mereka menjadi sangat istimewa karena mengikuti manhaj Rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang diridhoi oleh Allah untuk hamba-hambanya. Rasulullah bersabda mengenai Khulafaur Rasyidin dalam hadits riwayat Abu Daud, ad-Darimi, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah: “Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelah aku. Gigitlah petunjuk itu dengan graham kalian.”
Pada Masa ini peradaban Islam mencapai puncaknya, maksudnya adalah peradaban manusia yang berakar pada akidah yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang bahagia. Pada masa ini juga terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam, Mesir, dan lain-lain. Diakhir pemerintahan mereka munculah fitnah dan perpecahan yang mengakibatkan terbentuk bebrapa kelompok dan sekte.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
1. Kehidupan Sebelum Menjadi Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq yang nama aslinya Abdullah bin Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim. Beliau diberi gelar atiq dan di beri sebutan Abu Bakar. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Siddiq. Abu Bakar merupakn orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Rasulullah bersabda,”tidak seorangpun yang saya ajak untuk masuk Islam kecuali dia akan selalu tidak suka terhadap apa yang saya lakukan, dan membalas dengan perkataan yang kasar kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya saya tidak pernah mengatakan sesuatu kepada dia akan menerima apa yang saya lakukan dan dia tetap konsisten dengan keyakinannya.” Beliau juga selalu menemani Rasulullah hingga wafat dan menemani Rasulullah di gua pada saat hijrah. Allah berfirman:
“sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada didalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya,’Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’” (QS. at-Taubah: 40)
Abu Bakar dikenal sebaga seorang yang dermawa dan menginfaqkan sebagian besar hartanya dijalan Allah. Dialah yang dimaksud dalam firman Allah:
وسيجنَّبها الأتقى. الّذى بؤتى ما له يتزكّÙ‰.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya.” (QS. al-Lail:17-18)
Sabda Rasulullah: “tidak ada harta yang bermanfaat bagi ku dari harta Abu bakar.”
2. Pembaiatan Abu Bakar Sebagai Khalifah
Rasulullah Wafat, Beliau tidak berwasiat apa-apa tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Karena beliau menyerahkan semuanya kepada musyawarah umat Islam.
Setelah Nabi SAW. wafat berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshar dimadinah untuk bermusyawarah siapa yang akan dibaiat menjadi khalifah. Orang Anshar menghendaki dari kalangan mereka yang menjadi khalifah dan orang muhajirin menghendaki dari kalangan mereka. Terjadilah perdebatan di antara mereka. Ketika itu Abu Bakar berdiri dan berpidato,bahwa soal khalifah merupakan hak bagi kaum Quraisy, bahwa kaum muhajirin telah masuk Islam, mereka lebih lama bersama masa Rasulullah, dalam al-Qur’an selalu didahulukan Muhajirin. Khutbah Abu Bakar ini dikenal dengan Khutbah Hari Tsaqifah, karena setelah itu mereka serta merta menbaiat Abu Bakar.
3. Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Masa pemerintahannya sangatlah singkat, yaitu berkisar 2 tahun 3 bulan. Namun, walaupun berjangka pendek masa pemerintahanya penuh dengan perbuatan-perbuatan yang agung.
Masa awal pemerintahan Abu Bakar diwarnai kekacauan-kekacauan dan pemberontakan seperti suku-suku arab tidak mau lagi tunduk di bawah kepemimpinan pusat di Madinah. Mereka berpendapat kekuasaan Quraisy memimpin Arab telah usai. Mereka enggan mengeluarkan zakat yang mereka pandang hanya sebagai upeti yang harus diberikan kepada Nabi SAW. saja.
Hal-hal yang pernah terjadi masa kekhalifahan beliau adalah ekspansi melawan orang-orang murtad yang kembali kepada kekufurannya dan mengikuti orang-orang yang mengaku nabi palsu, pemberantasan nabi palsu yaitu Musailamah al-Khazab pada perang yamamah kemudian Thulaihah bin Khuwalid, Sajah Thaimiyah seorang perempuan yang kemudian kawin dengan musailamah , Mengumpulkan mushaf al-Qur’an yang merupakan ide dari Umar bin Khatab, serta membebaskan negeri untuk memperluas penyiaran Agama Islam yaitu ke wilayah timur (Persia) yang meliputi Irak, bagian barat syam dan bagian utara jazirah Arab, ke wilayah barat (Romawi), terakhir pertempuran yarmuk yang pada saat itu pasukan mendengar Abu Bakar wafat.
4. Wafatnya Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Tatkala Abu Bakar merasa bahwa kematiannya telah dekat dan sakitnya semakin parah. Dia ingin memberikan kekhalifahan kepada seseorang agar diharapkan tidak terjadi konflik. Maka jatuhlah pilihannya kepada Umar bin Khatab atas persetujuan serta pertimbangan shabat-sahabat senior dan mereka pun mendukungnya. Beberapa hari setelah itu Abu Bakar meninggal, ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H/634 M.
B. Masa Khalifah Umar Bin Khatab (13-23 H/634-644 M)
Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza dia dari Bani Adi bin Ka’ab. Dia adalah pahlawan Quraisy dan salah seorang pemimpinnya yang terkemuka. Dia masuk Islam pada tahun ke 6 dari kenabian dan dengan Islamnya Umar bertambahlah kekuatan Islam.
Umar merupakan salah satu seorang sahabat yang selalu dimintai pertimbangannya oleh Rasulullah, bahkan tidak jarang wahyu yang turun memperkuat pendangannya. Umar bin Khatab saangat teguh dan keras dalam membedakan yang benar dan yang batil, maka dia di beri gelar ”al-Faruq” yang berarti sang pembeda.
1. Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah
Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah merupakan realisasi dari wasiat Abu Bakar. Meskipun Umar mendapat rekomendasi dari Abu Bakar, tetapi Umar tidak secara otomatis mencapai usaha posisi tersebut. Kecuali setelah di gelar musyawarah yang dihadiri oleh sahabat senior yaitu Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Said bin Zaid, Arsyad bin Hudhair, dan sahabat-sahabat lain, baik dari kalngan Muhajirin maupun Anshar.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah pada tahun ke 13 H, tepatnya menurut az-Zuhri pada hari Selasa, 22 Jumadil Akhir 13 H. Umar adalah khalifah yang menamakan dirinya “Amirul Mukminin”, dia adalah orang yang pertama kali menulis penanggalan Islam yang diawali dari hijrahnya Rasulullah. Dia pertama kali mendirikan Baitul Mal, pertamakali menyuruh shalat Tarawih secara berjamaah dibulan Ramadhan, pertama kali mengawasi masyarakat di malam hari, pertama kali emnghukum orang yang menghujat, pertamakali menyiksa peminum khamar dengan 80 deraan, yang pertama kali menjual Budak, yang pertama kali mengumpulkan orang untuk melakukan shalat jenazah, dan yang pertama kali membangun kota-kota besar.


3. Perluasan Daerah Masa Khalifah Umar bin Khattab
Zaman Umar diwarnai dengan ekspansi pembebasan negeri-negeri, perkembangan perkembangan daulat Islam, dan penerapan peraturan-peraturan pemerintahan.
Daerah yang ditaklukan yaitu sebelah barat (negeri-negeri Syam dan Palestina) yaitu, yang ketika Khalifah Umar diangkat menjadi khalifah panglima perang Khalid bin Walid (24.000 orang) tengah berperang melawan pasukan Romawi (200.000 orang) yang dinamakan perang Yarmuk, Yang perang ini melanjutkan perluasan di masa khalifah Abu Bakar. Penaklukan Damaskus, Baitul Maqdis, wilayah Pantai Syam, penaklukan Mesir dan Libya, pada menaklukan Mesir ini terjadi perjanjian damai dan perjanjian ini dilakukan dua kali. antara panglima Amru bin Ash dengan dan gubernur Mukaukis yang pada zaman Khalifah Utsman bin Affan di langgar. Kawasan timur (Persia), Namariq, Jisr, Buwaib, Qhadisyiah, Ashthahar, Nawahand dan berbagai wilayah Persia.
4. Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Umar merasakan ajalnya sudah dekat, ia menunjuk 6 orang sahabat pilhan untuk menggantikannya yaitu mereka yang menjadi dewan syura di zamannya yaitu, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf dan Thalha bin Ubaidillah. Dan apabila suara yang di pilih seimbang semua, maka haruslah di pilih dan disetujui oleh Abdullah bin Ummar.
Khalifah Umar mati syahid akibat rancangan dari musuh islam dari kalangan Yahudi dan Persia yang sangat membencinya. Khalifah meninggal ketika beliau sedang melakukan shalat dengan ditusuk oleh Lu’luah al-Majusi dengan belati beracun. Umar wafat pada bulan Dzulhijjah 23 H/643 M. dan memerintah selama 10 tahun.
C. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Utsman bin Affan bin Ash bin Umayyah bin Abdu Syam termasuk orang yang pertama kali masuk Islam. Dia berasal dari Bani Umayyah dan dari kalangan terpandang ditengah mereka. Utsman merupakan seorang yang dermawan, murah hati dan termasuk orang yang paling kaya di masa pra Islam dan setelah ia Islam.
Ia pernah menjadi sekretaris Rsulullah SAW. menuliskan wahyu dan zaman Abu Bakar ia menjadi penasehat Khalifah. Utsman terkenal dengan kejujuran dan kesalehannya dalam agama. Dia menafkahkan sebagaian besar hartanya untuk memajukan Islam. Dia disayangi Rasulullah sampai dia dikawinkan dengan dua puteri Rasulullah, Ruqoyah dan Ummu Kultsum. Oleh karena itu diberi gelar Dzun-Nurain, yang artinya memiliki dua arti yaitu mempunyai dua cahaya, dan pernah hijrah dua kali ke Habsyah dan Madinah .
1. Pembai’atan Utsman bin Affan sebagai Khalifah
Seperti halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui proses pemilihan, bedanya Umar dipilih atas petunjuk langsung sedangkan Utsman diangkat melalui badan syuro yang dibentuk oleh Umar ketika dia sakit keras menjelang akhir hayatnya. Dengan perintah memilih salah satu dari mereka untuk diangkat menjadi khalifah setelah dia wafat. Dan terpilihlah Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar bin Khattab pada penghujung bulan Dzulhijjah 23 H dan diresmikan pada awal Muharram 24 H/644 M.
2. Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Utsman menduduki jabatan saat negera melebarkan sayapnya dan berkembang pesat. Dia tidak mengadakan perubahan sistem pemerintahan yang telah diberlakukan pendahulunya Umar bin Khattab. Pada tahun pertama kekhalifahannya Khalifah Utsman bin Affan belum mampu mengkonsolidasi pemerintah dan rencana pembangunan. Timbul pemberontakan dari berbagai wilayah Persia dan Romawi yang ditaklukan Islam. Dalam enam tahun pemerintahan mengalami kemajuan yang gemilang tertutama perluasan Islam.
3. Masa Gemilang Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan dipenuhi dengan penaklukan-penaklukan sebagai penyempurna di masa pemerintahan Khalifah Umar. Khalifah Utsman bin Affan membangun armada Islam atas usulan Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang ketika itu menjadi Gubernur Syam. Armada itu di bangun untuk menyerang Byzantium, dengan angkata laut itulah Mu’awiyah menaklukan beberapa negara Asia Kecil dan Pesisir Laut Hitam dan menduduki Pulau Cyprus dan Rhodus. Daerah-daerah strategis dikuasai Islam seperti Mesir dan Romawi yang disana mereka melanggar perjanjian damai yang mereka buat pada zaman Khalifah Umar bin Khattab. Di Mesir pasukan Muslim diinstruksikan masuk ke daerah Afrika Utara dan salah satu pertempuran terpenting yaitu pertempuran “Zatis Sawari” yang dalam peperangan ini tentara Muslim berhasil mengalahkan tentara Romawi.
Karya besar Utsman lainnya yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci al-Qur’an yang dikenal dengan “Mushaf Utsmani”.
4. Akhir Masa Khalifah Utsman bin Affan
Setelah melewati masa gemilang, Khalifah Utsman mengalami pemberontakan dan pembangkangan di dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabi’at khalifah dan kebijaksanaan pemerintahannya. Beberapa jabatan tinggi di zaman Khalifah Utsman bin Affan di angkat dari keluarga dan kerabat dekatnya. Utsman juga terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang Makkah, khususnya kaum Quraisy dari Bani Umayah. Kelemahan dan nepotisme ini telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat.
Api kemarahan sebagian umat Islam kepada khalifah semakin lama semakin menyala. Seorang penghasut dari bangsa Yahudi yang baru masuk Islam, Abdullah bin Saba’ menambah berkobarny api yang telah menyala. Dia mengembara kemana-mana menghasut dan menjelek-jelekan khalifah dan melakukan fitnah atas diri Khalifah Utsman bin Affan sendiri.
Keadaan semakin tidak menentu, fitnah terjadi disana-sini, peluang ini digunakan sebagian kelompok untuk mengepung kediaman Utsman selama 40 hari. Beberapa orang sahabat mengirim putera masing-masing untuk melindungi Khalifah Utsman bin Affan. Mereka kemudian memasuki rumah Utsman dengan cara melompati pagar rumahnya. Mereka membunuh Utsman dengan pedang dan merampok harta Baitul Mal. Maka, wafatlah Khalifah Utsman bin Affan yang terjadi pada bulan Dzulhijjah 35 H/656 M. perlu kiranya dicatat bahwa pembunuh Utsman yang sebenarnya adalah sedikit. Diantanya yang diketahui adalah al-Ghafiqi yang kemudian melarikan diri.
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib termasuk orang yang pertama kali masuk Islam di masa ia masih kanak-kanak dan merupakan sepupu sekaligus menantu Rasulullah yaitu suami dari Fatimah az-Zahra puteri Rasulullah. Setelah terbunuhnya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi Khalifah pemimpin mereka. Para sahabat mendesaknya agar nisa keluar dari kemelut yang menimpa mereka. Dan akhirnya dia mau menerima tampuk kekhalifahan sedangkan dia tidak bernafsu untuk memegangnya.

1. Masa Pemerintahan dan Kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Setelah dibaiat sebagai Khalifah, dia cepat mengambil tindakan yaitu mengeluarkan perintah dan menunjukan ketegasannya:
- Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat Utsman karena tidak layak dan tidak cakap mengurusi masalah umat Islam.
- Mengembalikan lagi tanah-tanah dan hibah yang demikian besar jumlahnya.
Siasat Khalifah Ali bin Abi Thalib diatas membawa umat Islam menuju fase adanya fitnah yang menjadikan umat Islam retak dan terbagi menjadi tiga golongan (partai) yaitu, pertama golongan pendukung Khlaifah sendiri, kedua golongan yang menuntut kematian atas Utsman bin Affan (dikepalai oleh Mu’awiyah bi Abu Sufyan) dan ketiga golongan yang tidak setuju atas keduanya yaitu dipimpin oleh Thalhah, Zubair dan Aisyah.
2. Peperangan yang terjadi pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Terjadinya peperangan pada masa Khalifah Ali ini bukan dalam rangka perluasan daerah melainkan pemberontakan dari dalam negeri sediri, karena banyak yang tidak setuju atas di bai’atnya Ali menjadi Khalifah pengganti Utsman bin Affan. Peperangan itu diantaranya: perang Jamal (perang unta) antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah. Dalam peperangan ini kemenang ada pada khalifah, Thalhah dan Zubair terbunuh dan Aisyah ditawan. Selanjutnya perang Shiffin antara Khalifah dengan Mu’awiyah disinilah terjadi perpecahan dalam golongan Ali yang keluar dari Ali yang di kenal kaum khawarij. Didalam perang ini terjadi sebuah “Tahkim” yang tempatnya di Daumatul Jandal dan dikenal dengan “Tahkim Daumatul Jandal”. Tahkim ini merupakan perjanjian antara kedua belah pihak yang masing-masing mengirim utusan, dari Kahlifah Ali sendiri mengirim Abu Musa al-Asyari dan dari Mu’awiyah mengirim Amru bin Ash.
Dengan siasat yang licin Amru bin Ash dapat mengalahkan Abu Musa yang lurus hati dalam persidangan itu. Dalam Satu riwayat disebutkan hasil dari keputusan perundingan antara Amru dan Abu Musa yaitu Ali dan Mu’awiyah harus diturunkan dari pangkat Khalifah. Keduanya telah setuju dengan keputusan perundingan tersebut. Di hari persidangan di Daumatul Jandal (suatu tempat antara Irak dan Syam) dihadapan beribu-ribu umat Islam, maka Abu Musa dikelabuhi oleh licinnya politik Amru bin Ash. Karena menghormati ketinggian umur dan derajatnya Amru bin Ash meminta kepada Abu Musa untuk terlebih dahulu berdiri diatas mimbar untu menerangkan hasil perundingan. Kemudian Abu Musa dengan ikhlas dan jujur hati naik kemimbar dan berkata “untuk kemaslahatan umat Islam, telah bersepakat untuk memberhentikan Ali dan Mu’awiyah dari jabatan khalifah dan tentang pengangkatan khalifah yang baru diserahkan spenuhnya kepada permusyawaratan umat Islam, saya dari pihak Ali dengan jujur dan ikhlas hati menuruunkan Ali dari jabatan khalifah.” Kemudian naik pula Amru bin Ash lalu menerangkan bahwa ia menerima dan menguatkan pemberhentian Ali dan mengangkat Mu’awiyah sebagi Amirul Mukminin. Karena kepincangan hasil perjanjian tersebut maka terjadilah perang saudara kembali.
3. Terbunuhya Khalifah Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali dibunuh oleh seorang khawarij oleh Abdurrahman bin Muljam, yang pada saat itu bukan hanya Khalifah sendiri, Mu’awiyah dan Amru bin Ash juga akan dibunuh oleh Khawarij tetapi karena mereka sangat berhati-hati menjaga diri mereka, keduanya tidak terbunuh. Ali dibunuh ketika shalat shubuh pada bulan Ramadhan 40 H/661 M. Dia memerintah selama 5 tahun.
Setelah Ali meninggal segera membai’at Hasan bin Ali sebagai Khlaifah, dia berkuasa hanya dalam waktu 6 bulan. Pada masa pemerintahannya dia melihat banyak perselisihan antar sahabat-sahabatnya dan melihat pentingnya persatuan umat.
Maka, dia pun melakukan kesepakatan damai dan menyerahkan pemerintahan kepada Mu’awiyah. Tetapi, Hasan mengajukan beberapa syarat yaitu berjanji tidak akan menyela dan menghinakan nama ayahnya serta keluarganya di mimbar dan menyerahkan kekhalipahan kepada permusyawaratn umat Islam setelah Mu’awiyah, dan Mu’awiyah pun setuju dengan syarat tersebut. Kejadian ini terjadi pada bulan Rabiul Awwal 41 H/661 M di kenal dengan “Aam Jama’ah”.













BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Masa Khulafaur Rasyidin ini tidak lebih dari 30 tahun. Pada masa ini peradaban Islam mencapai puncak yang sebenarnya. Pada masa itu manusia telah mendapatkan kebahagian, mendapatkankan perlakuan yang adil, persamaan hak, keamanan, rasa tentram dan memperoleh segala kebutuhan asasi mereka.
Namun, diakhir pemerintahan mereka muncul fitnah yang menyebabkan perpecahan diantara kaum muslimin yang telah memecah mereka menjadi beberapa sekte dan golongan.
Saran
Tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu sudikiranya pembaca memberikan/menungkan kritik serta sarannya. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin.






Daftar Peristiwa-peristiwa Penting Masa Khulafaur Rasyidin
Tahun (H) Kejadian/peristiwa Keterangan
11
12
13 Rabiul Awwal Rasulullah Wafat
Perang Riddah
Perang Yarmuk/Jumadil Akhir Abu Bakar Meninggal
Masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq
14
15
17
20
22
23 Penaklukan Damaskus
Perang Qhadishiyah
Penaklukan Persia
Penaklukan Mesir
Perang Nawahand
Penaklukan Khurasan


Masa Khalifah Umar bin Khattab
27
28
31
32
35 Penaklukan Tharablis dan Afrika
Penaklukan Siprus
Perang Dzatu Shawari
Khurasan kembali ditaklukan
Utsman Mati Syahid

Masa Khalifah Utsman bin Affan

36
37
38
41 Perang Jamal
Perang Shiffin dan Tahkim
Perang Nahrawand
Ali bin Abi Thalib Mati Syahid

Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib







PETA PEMBEBASAN NEGERI SAMPAI ZAMAN KHULAFAURRASYIDIN
Gambar di sunting dari buku “Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo . Hlm. 53
Keterangan:
1. Negara Islam Pada Saat Rasulullah SAW Wafat. 10 H/632 M.
2. Negara-negara Kafir yang dikuasai oleh Khalifah Abu Bakar Siddiq. 10-12 H./632-634 M.
3. Negara-negara yang ditaklukan dibawah Khalifah Umar bin Khatab. 12-22 H./634-644 M.
4. Penaklukan dibawah Khalifah Utsman bin Affan. 22-35 H./644-656 M.
5. Byzantium
Arah Yang ditempuh Pasukan







Daftar Pustaka

Al-Ushairy Ahmad. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar.
Madjid Nurcholis. 1997. Kaki Langit Peradaban Islam. Jakarta: Paramadina.
Abdul Karim Khalil. 2003. Syariah, Sejarah Perkelahian Pemaknaan. Yogyakarta: LKIS.
Gholib H. Achmad. 2005. Studi Islam. Jakarta: Faza Media.
Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo.


























BAB I
PENDAHULUAN

Wafatnya Rsulullah SAW. dalam usia yang ke 63 tahun telah berimplikasi pada satu kerisis figure kepemimpinan umat Islam pada saat itu. Beliau tidak berwasiat apa-apa dan siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Sebab persoalan yang besar ini diserahkan kepada musyawarah umat Islam. Masa setelah Rasulullah SAW. wafat kita kenal dengan nama masa Khulafaur Rasyidin.
Masa Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh tahun, dimulai sejak tahun 11-41 H./632-661 M. Pada masa ini mereka menjadi sangat istimewa karena mengikuti manhaj Rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang diridhoi oleh Allah untuk hamba-hambanya. Rasulullah bersabda mengenai Khulafaur Rasyidin dalam hadits riwayat Abu Daud, ad-Darimi, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah: “Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelah aku. Gigitlah petunjuk itu dengan graham kalian.”
Pada Masa ini peradaban Islam mencapai puncaknya, maksudnya adalah peradaban manusia yang berakar pada akidah yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang bahagia. Pada masa ini juga terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam, Mesir, dan lain-lain. Diakhir pemerintahan mereka munculah fitnah dan perpecahan yang mengakibatkan terbentuk bebrapa kelompok dan sekte.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
1. Kehidupan Sebelum Menjadi Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq yang nama aslinya Abdullah bin Utsman bin Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim. Beliau diberi gelar atiq dan di beri sebutan Abu Bakar. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Siddiq. Abu Bakar merupakn orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Rasulullah bersabda,”tidak seorangpun yang saya ajak untuk masuk Islam kecuali dia akan selalu tidak suka terhadap apa yang saya lakukan, dan membalas dengan perkataan yang kasar kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya saya tidak pernah mengatakan sesuatu kepada dia akan menerima apa yang saya lakukan dan dia tetap konsisten dengan keyakinannya.” Beliau juga selalu menemani Rasulullah hingga wafat dan menemani Rasulullah di gua pada saat hijrah. Allah berfirman:
“sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada didalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya,’Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’” (QS. at-Taubah: 40)
Abu Bakar dikenal sebaga seorang yang dermawa dan menginfaqkan sebagian besar hartanya dijalan Allah. Dialah yang dimaksud dalam firman Allah:
وسيجنَّبها الأتقى. الّذى بؤتى ما له يتزكّÙ‰.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya.” (QS. al-Lail:17-18)
Sabda Rasulullah: “tidak ada harta yang bermanfaat bagi ku dari harta Abu bakar.”
2. Pembaiatan Abu Bakar Sebagai Khalifah
Rasulullah Wafat, Beliau tidak berwasiat apa-apa tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Karena beliau menyerahkan semuanya kepada musyawarah umat Islam.
Setelah Nabi SAW. wafat berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshar dimadinah untuk bermusyawarah siapa yang akan dibaiat menjadi khalifah. Orang Anshar menghendaki dari kalangan mereka yang menjadi khalifah dan orang muhajirin menghendaki dari kalangan mereka. Terjadilah perdebatan di antara mereka. Ketika itu Abu Bakar berdiri dan berpidato,bahwa soal khalifah merupakan hak bagi kaum Quraisy, bahwa kaum muhajirin telah masuk Islam, mereka lebih lama bersama masa Rasulullah, dalam al-Qur’an selalu didahulukan Muhajirin. Khutbah Abu Bakar ini dikenal dengan Khutbah Hari Tsaqifah, karena setelah itu mereka serta merta menbaiat Abu Bakar.
3. Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Masa pemerintahannya sangatlah singkat, yaitu berkisar 2 tahun 3 bulan. Namun, walaupun berjangka pendek masa pemerintahanya penuh dengan perbuatan-perbuatan yang agung.
Masa awal pemerintahan Abu Bakar diwarnai kekacauan-kekacauan dan pemberontakan seperti suku-suku arab tidak mau lagi tunduk di bawah kepemimpinan pusat di Madinah. Mereka berpendapat kekuasaan Quraisy memimpin Arab telah usai. Mereka enggan mengeluarkan zakat yang mereka pandang hanya sebagai upeti yang harus diberikan kepada Nabi SAW. saja.
Hal-hal yang pernah terjadi masa kekhalifahan beliau adalah ekspansi melawan orang-orang murtad yang kembali kepada kekufurannya dan mengikuti orang-orang yang mengaku nabi palsu, pemberantasan nabi palsu yaitu Musailamah al-Khazab pada perang yamamah kemudian Thulaihah bin Khuwalid, Sajah Thaimiyah seorang perempuan yang kemudian kawin dengan musailamah , Mengumpulkan mushaf al-Qur’an yang merupakan ide dari Umar bin Khatab, serta membebaskan negeri untuk memperluas penyiaran Agama Islam yaitu ke wilayah timur (Persia) yang meliputi Irak, bagian barat syam dan bagian utara jazirah Arab, ke wilayah barat (Romawi), terakhir pertempuran yarmuk yang pada saat itu pasukan mendengar Abu Bakar wafat.
4. Wafatnya Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Tatkala Abu Bakar merasa bahwa kematiannya telah dekat dan sakitnya semakin parah. Dia ingin memberikan kekhalifahan kepada seseorang agar diharapkan tidak terjadi konflik. Maka jatuhlah pilihannya kepada Umar bin Khatab atas persetujuan serta pertimbangan shabat-sahabat senior dan mereka pun mendukungnya. Beberapa hari setelah itu Abu Bakar meninggal, ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H/634 M.
B. Masa Khalifah Umar Bin Khatab (13-23 H/634-644 M)
Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza dia dari Bani Adi bin Ka’ab. Dia adalah pahlawan Quraisy dan salah seorang pemimpinnya yang terkemuka. Dia masuk Islam pada tahun ke 6 dari kenabian dan dengan Islamnya Umar bertambahlah kekuatan Islam.
Umar merupakan salah satu seorang sahabat yang selalu dimintai pertimbangannya oleh Rasulullah, bahkan tidak jarang wahyu yang turun memperkuat pendangannya. Umar bin Khatab saangat teguh dan keras dalam membedakan yang benar dan yang batil, maka dia di beri gelar ”al-Faruq” yang berarti sang pembeda.
1. Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah
Pembai’atan Umar bin Khattab sebagai Khalifah merupakan realisasi dari wasiat Abu Bakar. Meskipun Umar mendapat rekomendasi dari Abu Bakar, tetapi Umar tidak secara otomatis mencapai usaha posisi tersebut. Kecuali setelah di gelar musyawarah yang dihadiri oleh sahabat senior yaitu Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Said bin Zaid, Arsyad bin Hudhair, dan sahabat-sahabat lain, baik dari kalngan Muhajirin maupun Anshar.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah pada tahun ke 13 H, tepatnya menurut az-Zuhri pada hari Selasa, 22 Jumadil Akhir 13 H. Umar adalah khalifah yang menamakan dirinya “Amirul Mukminin”, dia adalah orang yang pertama kali menulis penanggalan Islam yang diawali dari hijrahnya Rasulullah. Dia pertama kali mendirikan Baitul Mal, pertamakali menyuruh shalat Tarawih secara berjamaah dibulan Ramadhan, pertama kali mengawasi masyarakat di malam hari, pertama kali emnghukum orang yang menghujat, pertamakali menyiksa peminum khamar dengan 80 deraan, yang pertama kali menjual Budak, yang pertama kali mengumpulkan orang untuk melakukan shalat jenazah, dan yang pertama kali membangun kota-kota besar.


3. Perluasan Daerah Masa Khalifah Umar bin Khattab
Zaman Umar diwarnai dengan ekspansi pembebasan negeri-negeri, perkembangan perkembangan daulat Islam, dan penerapan peraturan-peraturan pemerintahan.
Daerah yang ditaklukan yaitu sebelah barat (negeri-negeri Syam dan Palestina) yaitu, yang ketika Khalifah Umar diangkat menjadi khalifah panglima perang Khalid bin Walid (24.000 orang) tengah berperang melawan pasukan Romawi (200.000 orang) yang dinamakan perang Yarmuk, Yang perang ini melanjutkan perluasan di masa khalifah Abu Bakar. Penaklukan Damaskus, Baitul Maqdis, wilayah Pantai Syam, penaklukan Mesir dan Libya, pada menaklukan Mesir ini terjadi perjanjian damai dan perjanjian ini dilakukan dua kali. antara panglima Amru bin Ash dengan dan gubernur Mukaukis yang pada zaman Khalifah Utsman bin Affan di langgar. Kawasan timur (Persia), Namariq, Jisr, Buwaib, Qhadisyiah, Ashthahar, Nawahand dan berbagai wilayah Persia.
4. Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Umar merasakan ajalnya sudah dekat, ia menunjuk 6 orang sahabat pilhan untuk menggantikannya yaitu mereka yang menjadi dewan syura di zamannya yaitu, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf dan Thalha bin Ubaidillah. Dan apabila suara yang di pilih seimbang semua, maka haruslah di pilih dan disetujui oleh Abdullah bin Ummar.
Khalifah Umar mati syahid akibat rancangan dari musuh islam dari kalangan Yahudi dan Persia yang sangat membencinya. Khalifah meninggal ketika beliau sedang melakukan shalat dengan ditusuk oleh Lu’luah al-Majusi dengan belati beracun. Umar wafat pada bulan Dzulhijjah 23 H/643 M. dan memerintah selama 10 tahun.
C. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Utsman bin Affan bin Ash bin Umayyah bin Abdu Syam termasuk orang yang pertama kali masuk Islam. Dia berasal dari Bani Umayyah dan dari kalangan terpandang ditengah mereka. Utsman merupakan seorang yang dermawan, murah hati dan termasuk orang yang paling kaya di masa pra Islam dan setelah ia Islam.
Ia pernah menjadi sekretaris Rsulullah SAW. menuliskan wahyu dan zaman Abu Bakar ia menjadi penasehat Khalifah. Utsman terkenal dengan kejujuran dan kesalehannya dalam agama. Dia menafkahkan sebagaian besar hartanya untuk memajukan Islam. Dia disayangi Rasulullah sampai dia dikawinkan dengan dua puteri Rasulullah, Ruqoyah dan Ummu Kultsum. Oleh karena itu diberi gelar Dzun-Nurain, yang artinya memiliki dua arti yaitu mempunyai dua cahaya, dan pernah hijrah dua kali ke Habsyah dan Madinah .
1. Pembai’atan Utsman bin Affan sebagai Khalifah
Seperti halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui proses pemilihan, bedanya Umar dipilih atas petunjuk langsung sedangkan Utsman diangkat melalui badan syuro yang dibentuk oleh Umar ketika dia sakit keras menjelang akhir hayatnya. Dengan perintah memilih salah satu dari mereka untuk diangkat menjadi khalifah setelah dia wafat. Dan terpilihlah Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar bin Khattab pada penghujung bulan Dzulhijjah 23 H dan diresmikan pada awal Muharram 24 H/644 M.
2. Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Utsman menduduki jabatan saat negera melebarkan sayapnya dan berkembang pesat. Dia tidak mengadakan perubahan sistem pemerintahan yang telah diberlakukan pendahulunya Umar bin Khattab. Pada tahun pertama kekhalifahannya Khalifah Utsman bin Affan belum mampu mengkonsolidasi pemerintah dan rencana pembangunan. Timbul pemberontakan dari berbagai wilayah Persia dan Romawi yang ditaklukan Islam. Dalam enam tahun pemerintahan mengalami kemajuan yang gemilang tertutama perluasan Islam.
3. Masa Gemilang Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan dipenuhi dengan penaklukan-penaklukan sebagai penyempurna di masa pemerintahan Khalifah Umar. Khalifah Utsman bin Affan membangun armada Islam atas usulan Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang ketika itu menjadi Gubernur Syam. Armada itu di bangun untuk menyerang Byzantium, dengan angkata laut itulah Mu’awiyah menaklukan beberapa negara Asia Kecil dan Pesisir Laut Hitam dan menduduki Pulau Cyprus dan Rhodus. Daerah-daerah strategis dikuasai Islam seperti Mesir dan Romawi yang disana mereka melanggar perjanjian damai yang mereka buat pada zaman Khalifah Umar bin Khattab. Di Mesir pasukan Muslim diinstruksikan masuk ke daerah Afrika Utara dan salah satu pertempuran terpenting yaitu pertempuran “Zatis Sawari” yang dalam peperangan ini tentara Muslim berhasil mengalahkan tentara Romawi.
Karya besar Utsman lainnya yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci al-Qur’an yang dikenal dengan “Mushaf Utsmani”.
4. Akhir Masa Khalifah Utsman bin Affan
Setelah melewati masa gemilang, Khalifah Utsman mengalami pemberontakan dan pembangkangan di dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabi’at khalifah dan kebijaksanaan pemerintahannya. Beberapa jabatan tinggi di zaman Khalifah Utsman bin Affan di angkat dari keluarga dan kerabat dekatnya. Utsman juga terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang Makkah, khususnya kaum Quraisy dari Bani Umayah. Kelemahan dan nepotisme ini telah membawa khalifah ke puncak kebencian rakyat.
Api kemarahan sebagian umat Islam kepada khalifah semakin lama semakin menyala. Seorang penghasut dari bangsa Yahudi yang baru masuk Islam, Abdullah bin Saba’ menambah berkobarny api yang telah menyala. Dia mengembara kemana-mana menghasut dan menjelek-jelekan khalifah dan melakukan fitnah atas diri Khalifah Utsman bin Affan sendiri.
Keadaan semakin tidak menentu, fitnah terjadi disana-sini, peluang ini digunakan sebagian kelompok untuk mengepung kediaman Utsman selama 40 hari. Beberapa orang sahabat mengirim putera masing-masing untuk melindungi Khalifah Utsman bin Affan. Mereka kemudian memasuki rumah Utsman dengan cara melompati pagar rumahnya. Mereka membunuh Utsman dengan pedang dan merampok harta Baitul Mal. Maka, wafatlah Khalifah Utsman bin Affan yang terjadi pada bulan Dzulhijjah 35 H/656 M. perlu kiranya dicatat bahwa pembunuh Utsman yang sebenarnya adalah sedikit. Diantanya yang diketahui adalah al-Ghafiqi yang kemudian melarikan diri.
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib termasuk orang yang pertama kali masuk Islam di masa ia masih kanak-kanak dan merupakan sepupu sekaligus menantu Rasulullah yaitu suami dari Fatimah az-Zahra puteri Rasulullah. Setelah terbunuhnya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi Khalifah pemimpin mereka. Para sahabat mendesaknya agar nisa keluar dari kemelut yang menimpa mereka. Dan akhirnya dia mau menerima tampuk kekhalifahan sedangkan dia tidak bernafsu untuk memegangnya.

1. Masa Pemerintahan dan Kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Setelah dibaiat sebagai Khalifah, dia cepat mengambil tindakan yaitu mengeluarkan perintah dan menunjukan ketegasannya:
- Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat Utsman karena tidak layak dan tidak cakap mengurusi masalah umat Islam.
- Mengembalikan lagi tanah-tanah dan hibah yang demikian besar jumlahnya.
Siasat Khalifah Ali bin Abi Thalib diatas membawa umat Islam menuju fase adanya fitnah yang menjadikan umat Islam retak dan terbagi menjadi tiga golongan (partai) yaitu, pertama golongan pendukung Khlaifah sendiri, kedua golongan yang menuntut kematian atas Utsman bin Affan (dikepalai oleh Mu’awiyah bi Abu Sufyan) dan ketiga golongan yang tidak setuju atas keduanya yaitu dipimpin oleh Thalhah, Zubair dan Aisyah.
2. Peperangan yang terjadi pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Terjadinya peperangan pada masa Khalifah Ali ini bukan dalam rangka perluasan daerah melainkan pemberontakan dari dalam negeri sediri, karena banyak yang tidak setuju atas di bai’atnya Ali menjadi Khalifah pengganti Utsman bin Affan. Peperangan itu diantaranya: perang Jamal (perang unta) antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah. Dalam peperangan ini kemenang ada pada khalifah, Thalhah dan Zubair terbunuh dan Aisyah ditawan. Selanjutnya perang Shiffin antara Khalifah dengan Mu’awiyah disinilah terjadi perpecahan dalam golongan Ali yang keluar dari Ali yang di kenal kaum khawarij. Didalam perang ini terjadi sebuah “Tahkim” yang tempatnya di Daumatul Jandal dan dikenal dengan “Tahkim Daumatul Jandal”. Tahkim ini merupakan perjanjian antara kedua belah pihak yang masing-masing mengirim utusan, dari Kahlifah Ali sendiri mengirim Abu Musa al-Asyari dan dari Mu’awiyah mengirim Amru bin Ash.
Dengan siasat yang licin Amru bin Ash dapat mengalahkan Abu Musa yang lurus hati dalam persidangan itu. Dalam Satu riwayat disebutkan hasil dari keputusan perundingan antara Amru dan Abu Musa yaitu Ali dan Mu’awiyah harus diturunkan dari pangkat Khalifah. Keduanya telah setuju dengan keputusan perundingan tersebut. Di hari persidangan di Daumatul Jandal (suatu tempat antara Irak dan Syam) dihadapan beribu-ribu umat Islam, maka Abu Musa dikelabuhi oleh licinnya politik Amru bin Ash. Karena menghormati ketinggian umur dan derajatnya Amru bin Ash meminta kepada Abu Musa untuk terlebih dahulu berdiri diatas mimbar untu menerangkan hasil perundingan. Kemudian Abu Musa dengan ikhlas dan jujur hati naik kemimbar dan berkata “untuk kemaslahatan umat Islam, telah bersepakat untuk memberhentikan Ali dan Mu’awiyah dari jabatan khalifah dan tentang pengangkatan khalifah yang baru diserahkan spenuhnya kepada permusyawaratan umat Islam, saya dari pihak Ali dengan jujur dan ikhlas hati menuruunkan Ali dari jabatan khalifah.” Kemudian naik pula Amru bin Ash lalu menerangkan bahwa ia menerima dan menguatkan pemberhentian Ali dan mengangkat Mu’awiyah sebagi Amirul Mukminin. Karena kepincangan hasil perjanjian tersebut maka terjadilah perang saudara kembali.
3. Terbunuhya Khalifah Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali dibunuh oleh seorang khawarij oleh Abdurrahman bin Muljam, yang pada saat itu bukan hanya Khalifah sendiri, Mu’awiyah dan Amru bin Ash juga akan dibunuh oleh Khawarij tetapi karena mereka sangat berhati-hati menjaga diri mereka, keduanya tidak terbunuh. Ali dibunuh ketika shalat shubuh pada bulan Ramadhan 40 H/661 M. Dia memerintah selama 5 tahun.
Setelah Ali meninggal segera membai’at Hasan bin Ali sebagai Khlaifah, dia berkuasa hanya dalam waktu 6 bulan. Pada masa pemerintahannya dia melihat banyak perselisihan antar sahabat-sahabatnya dan melihat pentingnya persatuan umat.
Maka, dia pun melakukan kesepakatan damai dan menyerahkan pemerintahan kepada Mu’awiyah. Tetapi, Hasan mengajukan beberapa syarat yaitu berjanji tidak akan menyela dan menghinakan nama ayahnya serta keluarganya di mimbar dan menyerahkan kekhalipahan kepada permusyawaratn umat Islam setelah Mu’awiyah, dan Mu’awiyah pun setuju dengan syarat tersebut. Kejadian ini terjadi pada bulan Rabiul Awwal 41 H/661 M di kenal dengan “Aam Jama’ah”.













BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Masa Khulafaur Rasyidin ini tidak lebih dari 30 tahun. Pada masa ini peradaban Islam mencapai puncak yang sebenarnya. Pada masa itu manusia telah mendapatkan kebahagian, mendapatkankan perlakuan yang adil, persamaan hak, keamanan, rasa tentram dan memperoleh segala kebutuhan asasi mereka.
Namun, diakhir pemerintahan mereka muncul fitnah yang menyebabkan perpecahan diantara kaum muslimin yang telah memecah mereka menjadi beberapa sekte dan golongan.
Saran
Tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu sudikiranya pembaca memberikan/menungkan kritik serta sarannya. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin.






Daftar Peristiwa-peristiwa Penting Masa Khulafaur Rasyidin
Tahun (H) Kejadian/peristiwa Keterangan
11
12
13 Rabiul Awwal Rasulullah Wafat
Perang Riddah
Perang Yarmuk/Jumadil Akhir Abu Bakar Meninggal
Masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq
14
15
17
20
22
23 Penaklukan Damaskus
Perang Qhadishiyah
Penaklukan Persia
Penaklukan Mesir
Perang Nawahand
Penaklukan Khurasan


Masa Khalifah Umar bin Khattab
27
28
31
32
35 Penaklukan Tharablis dan Afrika
Penaklukan Siprus
Perang Dzatu Shawari
Khurasan kembali ditaklukan
Utsman Mati Syahid

Masa Khalifah Utsman bin Affan

36
37
38
41 Perang Jamal
Perang Shiffin dan Tahkim
Perang Nahrawand
Ali bin Abi Thalib Mati Syahid

Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib







PETA PEMBEBASAN NEGERI SAMPAI ZAMAN KHULAFAURRASYIDIN
Gambar di sunting dari buku “Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo . Hlm. 53
Keterangan:
1. Negara Islam Pada Saat Rasulullah SAW Wafat. 10 H/632 M.
2. Negara-negara Kafir yang dikuasai oleh Khalifah Abu Bakar Siddiq. 10-12 H./632-634 M.
3. Negara-negara yang ditaklukan dibawah Khalifah Umar bin Khatab. 12-22 H./634-644 M.
4. Penaklukan dibawah Khalifah Utsman bin Affan. 22-35 H./644-656 M.
5. Byzantium
Arah Yang ditempuh Pasukan







Daftar Pustaka

Al-Ushairy Ahmad. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar.
Madjid Nurcholis. 1997. Kaki Langit Peradaban Islam. Jakarta: Paramadina.
Abdul Karim Khalil. 2003. Syariah, Sejarah Perkelahian Pemaknaan. Yogyakarta: LKIS.
Gholib H. Achmad. 2005. Studi Islam. Jakarta: Faza Media.
Tarikh Islam” untuk kelas 1 KMI PM. Darussalam Gontor Ponorogo.

















































6 komentar:

Abrar Bilisanimar mengatakan...

sangat membantu

Budiyanto budisarjuyoga@gmail.com mengatakan...

O gitu ya sejarah Islam. Sepertinya terjadi perebutan kekuasaan selama masa Khulafaurrasyidin dan sesudahnya, sampai sekarang itulah yang menyebabkan umat Islam tidak bersatu. Bahkan muncul pula keyakinan sempalan Islam yang banyak. (73). Subhanallah mudah2an itu rakhmat Allah yang ga perlu saling ngotot dan merasa benar sendiri. Karena sebenarnya kebenaran itu hanya Allah yang punya.

Unknown mengatakan...

TERIMAKASIH'--=][';'you HACKED??//////]\\

Unknown mengatakan...

TERIMAKASIH'--=][';'you HACKED??//////]\\

Unknown mengatakan...

TERIMA KASIH KARENA SANGAT MEMBANTU SEKALI :)

Unknown mengatakan...

Terimakasih...sangat membantu sekali

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More